Cari Blog Ini

Senin, 23 Februari 2009

Mengapa Gaya Hidup Merubah Perilaku?

Kepada Yang Saya Junjungi,
Rasulullah Muhammad Saw

Tembusan:
Ketum PB NU, KH. Hasyim Muzadi dan Chairman CMM, Dr. Tarmizi Taher

09-1-09/06-47

Orang awam itu bagaikan buih di lautan. Mereka gampang terombang-ambing oleh gelombang. Hal itu karena umumnya mereka tidak mempunyai pegangan hidup yang teguh. Pegangan mereka hanyalah pendapat umum. Mana pendapat yang terbanyak, meskipun itu salah, itulah yang mereka ikuti. Ideologi mereka adalah apa kata orang banyak, apa yang dilakukan oleh orang banyak. Mereka sangat tidak nyaman apabila diri mereka berbeda dengan orang banyak. Sekuat mungkin mereka akan menyesuaikan diri dengan keadaan orang banyak, meskipun itu menyulitkan mereka.

Orang awam memang orang rapuh. Tidak saja rapuh secara keyakinan hidup, tapi juga rapuh dengan pilihan hidup. Oleh karena karakter mereka seperti itu, jadilah mereka ladang yang cocok bagi manusia pemandu.

Manusia pemandu ada dua jenisnya. Pemandu kepada kesesatan dan pemandu kepada keselamatan. Para pemandu kepada kesesatan mengerti betul sifat dasar orang awam tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak perlu menyentuh keyakinan dasar orang awam itu untuk merubah perilaku mereka. Sebab sesungguhnya orang awam itu tidaklah memiliki keyakinan yang kuat terhadap hidup mereka. Cukuplah manusia pemandu itu menyentuh soal gaya hidup, orang awam itu akan ikut dengan sendirinya. Apabila keyakinan mereka bertentangan dengan gaya hidup yang mereka minati, jangan hawatir dengan sendirinya mereka akan menyesuaikan diri. Kebenaran batin mereka akan mereka kalahkan demi sebuah gaya hidup, demi sebuah obsesi untuk tidak ketinggalan dengan apa yang dilakukan oleh orang banyak. Ketinggalan gaya merupakan kiamat kecil bagi orang awam. Mereka bisa tidak tidur hanya karena merasa ketinggalan gaya dari orang kebanyakan.

Oleh karena itu, para manusia pemandu tidak jemu-jemunya untuk mereproduksi hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup. Majalah dan media-media lain mereka seriusi didalam menangani soal gaya hidup ini. Ikon-ikon gaya hidup mereka bentuk sesuai dengan kriteria mereka.

Beberapa wilayah yang berkaitan dengan gaya hidup tidak mereka abaikan. Fashion, sport, song, dan seks adalah wilayah yang paling mereka rawat dan kembangkan di dalam rangka memandu gaya hidup orang awam. Panduan mereka jelas: membenamkan orang awam ke lumpur kesesatan dan mati pikiran jernih. Dengan kondisi semacam itu, orang awam yang jumlahnya banyak itu, mereka terus eksploitasi dan jadikan pasar bagi panduan-panduan mereka. Fashion yang menyuburkan perzinahan mereka produksi, lagu yang menggoda perzinahan juga, sport juga, dan media-media mereka, ikon-ikon mereka, pakar-pakar mereka telah berbaris dan siap memberikan instruksi kepada orang awam itu agar membeli ini dan itu. Orang awam itu, karena telah lama terperdaya akal pikiran dan jiwanya, manut seperti kerbau. Begitulah keadaan orang awam dewasa ini. Sayang sekali, usaha pemberantasan terhadap tipu muslihat mereka itu tidak ada yang muncul ke permukaan dan berhasil.

Bagaimana Memberantas Mereka?
Memberantas tipu muslihat mereka tidak terlalu susah. Pertama, eksposlah secara luas tipu muslihat mereka itu kepada orang awam yang menjadi korban. Kedua, pulihkanlah akal pikiran dan jiwa orang awam itu agar merdeka sebetul-betulnya. Ketiga, bekalilah orang awam dengan iman dan ilmu agar mereka lebih kritis terhadap fenomena buih yang melanda hidup mereka. Keempat,siapkanlah alternatif bagi kebutuhan batiniah sehari-hari mereka. Orang awam dengan tekanan hidup mereka yang cukup tinggi tentu memerlukan kompensasi jiwa dan hiburan untuk mengendurkan syaraf mereka. Dan para pemandu kesesatan itu tahu betul kebutuhan dan kondisi orang awam itu yang kemudian mereka jerumuskan dan setelah itu mereka eksploitasi.

Wahai Rasul,
Sekiranya para ulama dan cendikiawan di sini bersatu padu memecahkan urusan ini, kiranya umat Islam di Indonesia tidak seperti buih begini. Kami banyak, tapi tak dihitung. Kami cuma dipuji oleh musuh-musuh itu sebagai Muslim yang moderat, hanya karena kami tidak mempunyai sikap dan etos yang kuat dan tegas. Kami dipuji karena kami bukan ancaman bagi mereka. Kami dipuji agar kami terlena. Kami dipuji agar saudara-saudara kami di belahan bumi yang lain mengikuti cara kami. Padahal jelas cara kami tidak berguna sedikitpun bagi kemerdekaan hakiki kami. Kami dipuji karena kami bungkam dengan penderitaan kami. Kami dipuji karena kami tidak menentang aksi kafir mereka. Kami dipuji karena kami membiarkan mereka memperkosa kami setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap tahun, dan selamanya.

Tidak ada komentar: